Layanan

Health care

Warga senior rentan terhadap penurunan fungsi fisik, mental, dan sosial. Layanan geriatri terpadu dan berkelanjutan diperlukan untuk mencegah, menangani, dan menyembuhkannya.

Penuaan adalah proses alami yang ditandai dengan perubahan fisiologis dan psikologis. Perubahan ini dapat berdampak negatif pada kesehatan, kemandirian, dan kualitas hidup lansia.

Salah satu perubahan yang paling umum terjadi pada lansia adalah penurunan fungsi fisik, mental, dan sosial. Penurunan fungsi fisik dapat berupa penurunan kekuatan otot, berkurangnya mobilitas, dan meningkatnya risiko jatuh. Penurunan fungsi mental dapat berupa penurunan daya ingat, kemampuan berpikir, dan kemampuan belajar. Penurunan fungsi sosial dapat berupa berkurangnya interaksi sosial, meningkatnya ketergantungan pada orang lain, dan meningkatnya risiko depresi.

Penurunan fungsi lansia dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai penyakit, cedera, dan disabilitas. Oleh karena itu, diperlukan upaya pencegahan dan penanganan yang tepat.

Pencegahan dan penanganan penurunan fungsi lansia dapat dilakukan melalui layanan geriatri terpadu dan berkelanjutan. Layanan ini harus memenuhi kebutuhan lansia secara menyeluruh, baik secara fisik, mental, maupun sosial.

Layanan geriatri terpadu dan berkelanjutan dapat mencakup berbagai komponen, antara lain:

Pelayanan promotif dan preventif:

  • Imunisasi
  • Pemeriksaan kesehatan secara rutin
  • Edukasi kesehatan

Pelayanan kuratif:

  • Pengobatan penyakit kronis
  • Operasi
  • Rehabilitasi medis


Pelayanan rehabilitatif:

  • Fisioterapi
  • Terapi okupasi
  • Terapi wicara
  • Terapi psikososial

Penyelenggaraan layanan geriatri terpadu dan berkelanjutan memerlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan swasta.

Pemerintah perlu mengalokasikan anggaran yang memadai untuk layanan geriatri. Masyarakat perlu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan lansia. Swasta dapat berpartisipasi dalam penyediaan layanan geriatri melalui berbagai bentuk, misalnya pendirian rumah sakit, panti jompo, atau pusat rehabilitasi.

Dengan dukungan dari berbagai pihak, lansia dapat tetap sehat, mandiri, dan produktif di usia lanjut.

Technology and
specialized applications

Layanan cepat dan akurat untuk lansia membutuhkan teknologi, termasuk telemedicine, aplikasi kesehatan, dan sistem pengantaran. Integrasi IoT, edukasi online, dan keamanan data penting. Teknologi dapat meningkatkan pemantauan kesehatan dan keselamatan lansia.

Pemberian layanan kebutuhan dasar kepada lansia memerlukan pendekatan yang cepat, akurat, dan tepat sasaran, dengan teknologi menjadi suatu keharusan dalam konteks era kontemporer dan proyeksi masa mendatang. Pengintegrasian teknologi tidak hanya terbatas pada proses langsung pemberian layanan kesehatan kepada lansia, melainkan juga diperlukan dalam pengembangan sistem pengantaran atau delivery system, baik untuk barang maupun jasa yang memenuhi kebutuhan khusus lansia. Dengan memanfaatkan inovasi seperti telemedicine, aplikasi kesehatan, dan sistem pengantaran yang terkendali oleh teknologi, dapat memastikan efisiensi dan keefektifan dalam penyampaian layanan kepada populasi lansia, sesuai dengan tuntutan kekinian dan keberlanjutan layanan kesehatan.

Home healthcare services

Pelayanan in situ bagi lansia penting karena keterbatasan mobilitas mereka. Layanan 24 jam, terutama dalam aspek kesehatan dan psikologis, diberikan oleh tenaga profesional, termasuk caregiver.

Penyelenggaraan pelayanan in situ atau di rumah tempat tinggal Lansia merupakan hal penting untuk dilakukan. Hal ini dinilai penting sejalan dengan penurunan kondisi fisik Lansia yang semakin terbatas untuk berpindah tempat atau bergerak bahkan beraktivitas di luar rumah, sehingga memerlukan seseorang yang mampu memberikan layanan terutama layanan kesehatan dan psikologis selama 1×24 jam in situ. Layanan dimaksud perlu diberikan oleh tenaga profesional termasuk tenaga pendamping Lansia (caregiver).

Senior
Living

Lansia butuh rumah yang aman dan nyaman. Rancang bangun harus ramah lansia untuk kenyamanan dan keamanannya.

Lingkungan Hidup atau Tempat Tinggal yang Aman dan Nyaman bagi Lansia

Mewujudkan lingkungan hidup atau tempat tinggal yang aman dan nyaman bagi lansia memerlukan perencanaan dan penyesuaian khusus. Baik dalam merancang bangunan baru maupun menyesuaikan rumah yang sudah ada, penting untuk memperhatikan berbagai aspek yang dapat meningkatkan kenyamanan dan keamanan bagi lansia. Berikut ini adalah beberapa kriteria dan elemen penting yang perlu diperhatikan:

 1. Desain Interior Rumah

a. Tata Letak Ruangan
Aksesibilitas: Pastikan setiap ruangan mudah diakses dengan sedikit hambatan. Ruang tamu, kamar tidur, dan kamar mandi sebaiknya berada di lantai yang sama untuk menghindari penggunaan tangga.
Ruang Gerak: Sediakan ruang gerak yang cukup luas untuk memungkinkan penggunaan alat bantu seperti kursi roda atau walker.

b. Lantai
Permukaan Anti-Selip: Pilih material lantai yang tidak licin untuk mencegah jatuh.
– Transisi Lantai: Hindari perbedaan ketinggian antar ruangan. Jika tidak memungkinkan, pasang ramp atau penghubung yang landai.

c. Pencahayaan
Pencahayaan Alami: Maksimalkan cahaya alami dengan jendela yang besar dan letakkan furnitur agar tidak menghalangi cahaya masuk.
Lampu Tambahan: Pasang lampu tambahan di area-area rawan seperti tangga, koridor, dan kamar mandi.

2. Kamar Mandi

a. Pegangan dan Rel
Pegangan Tangan: Pasang pegangan di sekitar toilet, di dalam dan luar shower, serta dekat bathtub.
Kursi Mandi: Sediakan kursi mandi yang stabil untuk kenyamanan dan keamanan saat mandi.

b. Toilet dan Shower
Toilet Tinggi: Pilih toilet dengan ketinggian yang sesuai untuk memudahkan duduk dan berdiri.
Shower Tanpa Ambang: Desain shower dengan lantai yang rata tanpa ambang untuk memudahkan akses masuk dan keluar.

c. Anti-Slip
Mats Anti-Slip: Gunakan alas anti-selip di dalam dan di luar shower serta di depan toilet.

3. Kamar Tidur

a. Tempat Tidur
Ketinggian Tempat Tidur: Sesuaikan ketinggian tempat tidur agar mudah diakses. Pertimbangkan menggunakan tempat tidur yang dapat disesuaikan tingginya.
Penerangan: Pasang lampu tidur yang mudah dijangkau dari tempat tidur.

b. Penyimpanan
Lemari dan Laci: Letakkan barang-barang yang sering digunakan di tempat yang mudah dijangkau tanpa harus membungkuk atau memanjat.

4. Keamanan

a. Sistem Alarm
Detektor Asap dan Karbon Monoksida: Pasang detektor asap dan karbon monoksida di berbagai titik rumah.
Alarm Darurat: Sediakan alarm darurat yang mudah dijangkau di kamar tidur dan kamar mandi.

b. Pengaman Pintu dan Jendela
Kunci yang Mudah Digunakan: Gunakan kunci pintu dan jendela yang mudah digunakan oleh lansia, seperti yang tidak memerlukan banyak kekuatan atau ketangkasan.

 5. Lingkungan Sekitar

a. Aksesibilitas Eksternal
Jalan Setapak: Buat jalan setapak yang rata dan tidak licin di sekitar rumah.
Ramp dan Pegangan: Jika ada tangga di luar rumah, pasang ramp dan pegangan tangan untuk memudahkan akses.

b. Taman dan Area Rekreasi
Kursi dan Bangku: Sediakan tempat duduk di taman atau area rekreasi agar lansia bisa beristirahat.
Tumbuhan Aman: Pilih tanaman yang tidak beracun dan mudah dirawat.

Penyesuaian Rumah yang Sudah Ada

Untuk rumah yang sudah terlanjur tidak ramah lansia, berikut beberapa penyesuaian yang bisa dilakukan:

a. Renovasi Kamar Mandi
– Tambah pegangan tangan dan kursi mandi.
– Ganti lantai dengan material anti-selip.

b. Modifikasi Tangga
– Pasang lift kursi (stair lift) atau ramp untuk memudahkan akses ke lantai atas.

c. Peningkatan Pencahayaan
– Tambah lampu di area gelap dan pasang lampu sensor gerak untuk penerangan otomatis.

d. Pemasangan Alarm
– Instal sistem alarm yang mudah dijangkau dan detektor asap serta karbon monoksida.

e. Penyesuaian Perabot
– Ganti perabot dengan yang lebih stabil dan aman, serta sesuaikan ketinggiannya agar lebih mudah diakses.

Dengan memperhatikan berbagai aspek di atas, rumah dan lingkungan sekitar dapat menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi lansia, memungkinkan mereka untuk menjalani kehidupan sehari-hari dengan lebih mandiri dan aman.

Social services and volunteering

Lansia, bagian integral masyarakat, berhak dihargai, dihormati, dan diberdayakan. Aktualisasi diri, proses pemenuhan potensi diri, penting bagi lansia dan menawarkan banyak manfaat.

Lansia perlu diposisikan tidak hanya sebagai obyek, tetapi juga sebagai subyek dalam kehidupan, sehingga perlu ketersediaan ruang atau kesempatan seluas-luasnya bagi Lansia untuk mengaktualisasikan dirinya. Lansia perlu dikondisikan untuk berperan serta dalam berbagai kegiatan di masyarakat sesuai dengan minat dan kemampuannya. Pada kenyataannya, aktualisasi Lansia tidak selalu harus berorientasi pada aspek monetary value tetapi juga pada kerelawanan.

Secara teknis, aktualisasi diri lansia dapat didefinisikan sebagai proses pemenuhan potensi diri lansia secara maksimal, baik secara fisik, mental, maupun spiritual. Proses ini dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan, seperti:

  • Berpartisipasi dalam kegiatan sosial, seperti menjadi relawan di panti sosial, mengajar di PAUD, atau menjadi pendamping lansia lainnya.
  • Mengembangkan minat dan bakat, seperti berkebun, bernyanyi, atau menulis.
  • Berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan, seperti menjadi imam, khotib, atau pengajar agama.
  • Mendukung kegiatan keluarga, seperti menjadi pengasuh cucu atau membantu pekerjaan rumah tangga.

Aktualisasi diri lansia dapat memberikan berbagai manfaat, baik bagi lansia itu sendiri maupun bagi masyarakat. Manfaat aktualisasi diri lansia bagi lansia sendiri meliputi:

  • Meningkatkan kualitas hidup. Aktualisasi diri dapat membantu lansia untuk merasa lebih bahagia, sehat, dan produktif. Lansia yang mengaktualisasikan diri cenderung memiliki tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi, kualitas hidup yang lebih baik, dan risiko kematian yang lebih rendah.
  • Menjaga kesehatan mental. Aktualisasi diri dapat membantu lansia untuk tetap aktif dan terhubung dengan orang lain, sehingga dapat mencegah terjadinya depresi dan demensia. Lansia yang aktif secara sosial cenderung memiliki risiko yang lebih rendah untuk mengalami depresi dan demensia.
  • Meningkatkan peran dalam masyarakat. Aktualisasi diri dapat membantu lansia untuk berkontribusi pada masyarakat, sehingga dapat meningkatkan rasa percaya diri dan harga diri mereka. Lansia yang berkontribusi pada masyarakat cenderung memiliki rasa percaya diri dan harga diri yang lebih tinggi.

Manfaat aktualisasi diri lansia bagi masyarakat meliputi:

  • Meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Aktualisasi diri lansia dapat membantu mereka untuk tetap produktif dan berkontribusi pada masyarakat.
  • Meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa. Aktualisasi diri lansia dapat membantu mereka untuk tetap aktif dan terhubung dengan orang lain, sehingga dapat meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa.
  • Meningkatkan kesejahteraan sosial. Aktualisasi diri lansia dapat membantu mereka untuk menjalani kehidupan yang lebih bahagia dan sehat, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan sosial.

 

Education and training for caregivers

Pendamping lansia yang berkualitas sangat penting. Kualitas pendamping lansia ditentukan oleh pendidikan dan pelatihannya. Pendidikan dan pelatihan pendamping lansia harus sesuai karakteristik lansia dan menggunakan silabus dan modul yang konseptual dan kontekstual. Materi pendidikan dan pelatihan harus seimbang antara teori dan praktik.

Pendidikan dan pelatihan bagi caregiver memang sangat penting untuk memastikan bahwa mereka dapat memberikan layanan yang terbaik kepada lansia. Berikut beberapa poin tambahan yang dapat menunjukkan betapa pentingnya kualifikasi caregiver dalam pelayanan kepada lansia:

1. Pemahaman terhadap Proses Penuaan:
– Caregiver yang terlatih harus memiliki pemahaman mendalam tentang proses penuaan, termasuk perubahan fisik, psikologis, dan sosial yang terjadi pada lansia.
– Dengan pemahaman ini, caregiver dapat memberikan perawatan yang lebih sensitif dan efektif, serta merespons kebutuhan yang mungkin berkaitan dengan usia.

2. Kemampuan Komunikasi yang Baik:
– Pelatihan harus mencakup pengembangan keterampilan komunikasi yang efektif, karena lansia mungkin mengalami masalah pendengaran, penglihatan, atau bahasa yang memerlukan pendekatan yang berbeda.

3. Penanganan Kesehatan dan Medis:
– Caregiver harus memahami kondisi kesehatan umum yang umum pada lansia, serta cara mengelola obat-obatan dan menangani situasi medis darurat.

4. Pengelolaan Stres dan Konflik:
– Pelatihan harus mencakup aspek manajemen stres, karena memberikan perawatan kepada lansia bisa menjadi tugas yang menantang secara emosional dan fisik.

5. Etika Profesional dan Kepedulian Emosional:
– Pendidikan harus menekankan etika profesional dan kemampuan untuk memberikan perawatan dengan kepedulian emosional. Lansia seringkali membutuhkan dukungan tidak hanya secara fisik, tetapi juga emosional.

6. Pelatihan Dalam Bidang Khusus:
– Bergantung pada kebutuhan spesifik, caregiver dapat diberikan pelatihan tambahan dalam bidang seperti demensia, diabetes, atau penyakit kronis lainnya yang umum pada lansia.

7. Pemahaman tentang Hak dan Kewajiban:
– Caregiver harus memiliki pemahaman yang kuat tentang hak-hak lansia, termasuk hak privasi, keamanan, dan kemandirian. Mereka juga perlu menyadari kewajiban mereka sebagai perawat profesional.

8. Keterlibatan Keluarga dan Dukungan Komunitas:
– Pelatihan juga dapat melibatkan keterlibatan keluarga dan memahami pentingnya dukungan komunitas dalam memberikan perawatan yang holistik kepada lansia.

Melalui pendidikan dan pelatihan yang komprehensif, caregiver dapat menjadi mitra yang berkompeten dan peduli dalam menyediakan perawatan yang sesuai dengan kebutuhan unik lansia. Pendekatan holistik ini akan memberikan manfaat jangka panjang baik bagi lansia maupun bagi caregiver itu sendiri.

selfcare

Self-Care Facilities

Kualitas hidup yang baik bagi Lansia sangat dipengaruhi oleh pola hidup kesehariannya termasuk perawatan diri terutama yang berkenaan dengan kesehatan fisik maupun kesehatan mental spiritual. Perawatan diri Lansia tentunya harus dilakukan secara berkala dan memerlukan fasilitas yang memadai atau sesuai dengan standar minimal yang berlaku termasuk pola pendampingannya oleh tenaga professional.

Beberapa aspek perawatan diri yang penting melibatkan kesehatan fisik, kesehatan mental, dan aspek spiritual. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan:

  1. Kesehatan Fisik:

    • Pemeriksaan Rutin: Lansia sebaiknya menjalani pemeriksaan kesehatan rutin untuk mendeteksi dini masalah kesehatan.
    • Aktivitas Fisik: Melibatkan diri dalam aktivitas fisik sesuai dengan kemampuan mereka untuk menjaga kebugaran dan fleksibilitas.
    • Nutrisi Seimbang: Menerapkan pola makan sehat dan seimbang untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh.
    • Obat dan Pengobatan: Mengonsumsi obat sesuai dengan petunjuk dokter dan menjalani terapi yang dianjurkan.
  2. Kesehatan Mental:

    • Stimulasi Kognitif: Melibatkan otak dalam aktivitas yang merangsang kognitif, seperti bermain puzzle atau membaca.
    • Interaksi Sosial: Berpartisipasi dalam kegiatan sosial untuk menjaga kesehatan mental dan mengurangi risiko isolasi.
    • Manajemen Stres: Menerapkan teknik manajemen stres, seperti meditasi atau yoga, untuk mengurangi tingkat stres.
  3. Aspek Spiritual:

    • Aktivitas Keagamaan: Jika lansia memiliki keyakinan keagamaan, terlibat dalam aktivitas keagamaan dapat memberikan dukungan spiritual.
    • Refleksi dan Kontemplasi: Mencari makna hidup dan melibatkan diri dalam kegiatan refleksi atau kontemplasi.
  4. Pendampingan oleh Tenaga Profesional:

    • Dokter dan Perawat: Konsultasi rutin dengan dokter dan perawat untuk pemantauan kesehatan secara berkala.
    • Konselor atau Psikolog: Jika diperlukan, lansia dapat mencari dukungan dari konselor atau psikolog untuk mengatasi masalah mental atau emosional.
    • Fasilitas Kesehatan yang Sesuai: Fasilitas kesehatan harus memenuhi standar minimal dan dapat memberikan perawatan yang tepat sesuai kebutuhan lansia.

Perawatan diri yang holistik, mencakup aspek fisik, mental, dan spiritual, dapat membantu menciptakan lingkungan yang mendukung kualitas hidup yang optimal bagi lansia. Selain itu, dukungan keluarga dan masyarakat juga berperan penting dalam menjaga kesejahteraan mereka.

 

Recreation and Social Activities

Rekreasi sebagai kegiatan yang dilakukan untuk penyegaran kembali kondisi jasmani dan rohani, merupakan satu kebutuhan bagi Lansia. Kegiatan yang umum dilakukan untuk rekreasi adalah pariwisata, olahraga, dan hobi. Rekreasi bagi Lansia tentunya dapat dilakukan dalam waktu yang relatif singkat, cukup lama, atau beberapa kali dilaksanakan. Rekreasi sebagai cara untuk penyegaran kembali pada dasarnya memerlukan sarana dan prasarana yang memadai serta tujuan (destinasi) yang sesuai dengan karakteristik Lansia.

Kegiatan rekreasi dapat memberikan manfaat seperti meningkatkan kesejahteraan, mengurangi tingkat stres, meningkatkan keterlibatan sosial, dan memberikan kegembiraan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan kegiatan rekreasi untuk lansia melibatkan sarana, prasarana, dan tujuan yang sesuai:

  1. Sarana dan Prasarana:

    • Aksesibilitas: Pastikan bahwa tempat rekreasi mudah diakses oleh lansia, termasuk aksesibilitas bagi mereka yang memiliki keterbatasan fisik.
    • Fasilitas yang Ramah Lansia: Tempat rekreasi sebaiknya dilengkapi dengan fasilitas yang memadai, seperti tempat duduk, toilet yang bersih, dan akses yang ramah lansia.
    • Keamanan: Pastikan keamanan area rekreasi dengan adanya penjagaan dan peralatan keamanan yang memadai.
  2. Tujuan (Destinasi):

    • Pilihan Destinasi yang Variatif: Berikan pilihan destinasi yang sesuai dengan preferensi dan karakteristik lansia, misalnya taman, museum, pantai, atau acara seni budaya.
    • Kegiatan Sesuai dengan Kondisi Fisik Lansia: Sesuaikan kegiatan rekreasi dengan kondisi fisik lansia, seperti jalan-jalan ringan, yoga, atau kunjungan ke tempat-tempat yang menarik tanpa memerlukan fisik yang terlalu berat.
    • Kegiatan Bersama: Fasilitasi kegiatan yang dapat diikuti bersama untuk memperkuat interaksi sosial dan kebersamaan.
  3. Waktu yang Fleksibel:

    • Durasi yang Sesuai: Sesuaikan durasi kegiatan rekreasi dengan kondisi dan keinginan lansia, apakah itu kegiatan singkat atau lebih lama.
    • Jadwal yang Teratur: Rencanakan kegiatan rekreasi secara teratur untuk memberikan rutinitas yang menyenangkan bagi lansia.
  4. Program Khusus untuk Lansia:

    • Program Pariwisata Lansia: Beberapa destinasi wisata kini telah mengembangkan program khusus untuk lansia, seperti tur khusus, diskon, atau fasilitas lain yang mendukung.

Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut, kegiatan rekreasi dapat menjadi pengalaman yang positif dan bermanfaat bagi lansia. Melibatkan mereka dalam proses perencanaan dan memahami preferensi individu dapat membuat kegiatan rekreasi menjadi lebih menyenangkan dan memuaskan.